"Harus dipahami bahwa pernikahan dini bukan hanya soal usia,
tetapi juga kesiapan mental, sosial, dan ekonomi yang berdampak pada kesehata generasi mendatang,” tambahnya.
Untuk detail program, dia sampaikan, akan melewati beberapa jangka waktu,
Dalam 60 hari pertama, fokus program adalah memberikan edukasi pranikah di dua kecamatan dan menggelar kompetisi video edukasi bagi Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).
Kemudian, pada tahap menengah, program ini akan diperluas ke 18 kecamatan dalam satu tahun, disertai dengan monitoring dan evaluasi serta penghargaan bagi kader terbaik pada Hari Keluarga Nasional.
Terakhir, target jangka panjang program ini adalah menurunkan angka stunting di Kutim menjadi di bawah standar nasional 14 persen sebelum tahun 2026. (adv)
Tag