Sementara itu menurut Andi Harun, penguatan dinding inlet dan outlet baru dianggarkan dalam APBD 2025, dan saat ini masih dalam proses lelang.
"Pada pekerja yang terdahulu kan kita fokus pada terowongannya. Dan terowongannya aman, tidak ada retak, tidak ada apa-apa. Enggak molor. Karena badan terowongan prinsipnya sudah selesai. Yang akan dilakukan penguatan adalah inlet dan outlet-nya," ucap Andi Harun.
Namun, pernyataan Andi Harun itu justru memunculkan reaksi kritis dari DPRD Kota Samarinda, Abdul Rohim.
Politisi partai PKS itu menyebut longsor yang terjadi di Terowongan harus menjadi bahan evaluasi serius terkait kualitas pekerjaan konstruksi.
"PUPR harus segera melakukan inspeksi untuk mengetahui penyebab longsor tersebut. Evaluasi terhadap desain dan struktur juga penting dilakukan. Apalagi kalau nanti terbukti ada kelalaian kontraktor," ujarnya saat dihubungi melalui Whatsapp oleh redaksi Arusbawah.co Selasa (13/5/2025/).
Ia menyayangkan terjadinya longsor meski proyek belum dioperasikan.
Ia mempertanyakan apakah struktur penahan di tebing benar-benar dirancang sesuai beban maksimal, termasuk dampak curah hujan ekstrem.
"Kita akan panggil PUPR untuk meminta review mereka terkait kejadian tersebut. Dari situ baru kita bisa ambil kesimpulan, apa masalah sebenarnya," tambahnya.
Abdul Rohim juga menegaskan bahwa proyek senilai Rp395 miliar itu tidak boleh dibiarkan bermasalah apalagi sampai terjadi longsor.
Tag