ARUSBAWAH.CO - Pada Kamis (8/5/2025) waktu Vatikan, sorak sorai terjadi pada umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Basilika Santo Petrus.
Sorak sorai umat itu usai munculnya asap putih dari cerobong Kapel Sistina, dimana di dalamnya 133 kardinal melakukan pemungutan suara untuk pemilihan Paus baru yang akan memimpin umat Katolik di seluruh dunia.
Asap putih itu menandakan sosok Paus baru udah terpilih.
Warga kemudian tetap berkumpul di Lapangan Basilika Santo Petrus, karena biasanya sosok Paus terpilih itu akan langsung keluar dan mengenakan pakaian khusus kepausan untuk kemudian hadir ke hadapan umat yang menunggu.
Lalu, siapa sosok Paus baru itu?
Sosok Paus baru itu adalah Robert Prevost yang kini berusia 69 tahun. Ia dikenal sebagai Paus Leo XIV.
Dihimpun dari beberapa sumber, Paus Leo XIV akan menjadi orang Amerika Serikat pertama yang menduduki peran Paus, meskipun ia dianggap sebagai kardinal dari Amerika Latin karena bertahun-tahun ia habiskan sebagai misionaris di Peru, sebelum menjadi uskup agung di sana.
Paus Leo XIV lahir di Chicago pada 1955.
Ia bertugas sebagai putra altar dan ditahbiskan sebagai pastor pada 1982. Dia pindah ke Peru tiga tahun kemudian, namun ia kembali secara berkala ke AS untuk bertugas sebagai pastor dan prior di kota asalnya.
Paus Leo XIV juga memiliki kewarganegaraan Peru dan dikenang sebagai tokoh yang bekerja dengan komunitas terpinggirkan untuk membantu membangun jembatan di gereja setempat. Ia menghabiskan 10 tahun sebagai pastor paroki setempat dan sebagai guru di sebuah seminari di Trujillo di barat laut Peru.
Pada Januari 2023, Paus Fransiskus mengangkat Robert Prevost sebagai uskup agung dan dalam beberapa bulan Fransiskus mengangkatnya menjadi kardinal.
Dalam kata-kata pertamanya sebagai Paus, Leo XIV memuji pendahulunya, Fransiskus.
"Kita masih mendengar di telinga kita suara Paus Fransiskus yang lemah tetapi selalu berani, yang memberkati kita," katanya melansir BBC News.
"Bersatu dan bergandengan tangan dengan Tuhan, mari kita maju bersama," katanya kepada khalayak yang berkumpul di Alun-alun Santro Petrus.
Robert Prevost diyakini memiliki pandangan yang sama dengan Fransiskus tentang migran, kaum miskin, dan lingkungan.
Saat masih sebagai kardinal, ia pernah tidak segan-segan menantang pandangan Wakil Presiden AS, JD Vance.
Ketika itu, Robert Prevost mengunggah ulang unggahan di platform media sosial X yang mengkritik deportasi seorang warga AS ke El Salvador oleh pemerintahan Trump, dan membagikan komentar kritis secara tertulis tentang wawancara TV Fox News dengan JD Vance.
Meskipun Paus Leo XIV orang Amerika, dan akan sepenuhnya menyadari perpecahan dalam Gereja Katolik, latar belakang Amerika Latinnya juga menunjukkan keberlanjutan mengingat Paus sebelumnya berasal dari Argentina.
Vatikan menggambarkan Paus Leo XIV sebagai paus kedua dari Amerika—setelah Paus Fransiskus—serta paus dari Ordo Agustinian pertama.(pra)
