ARUSBAWAH.CO - Pemilihan Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Kalimantan Timur akan dilakukan pada 11 Mei 2025 mendatang di agenda Musyawarah Daerah (Musda) ke - II SMSI Kaltim.
Agenda empat tahunan itu bakal berlangsung di Ruang Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada, Kota Samarinda.
Dalam proses pemilihan calon ketua SMSI Kaltim ini, sudah ada enam orang yang mengambil formulir pendaftaran. Yakni satu orang dari Balikpapan, satu lagi dari Berau dan 4 nama dari Samarinda.
Meski tinggal menghitung hari, tekanan politik dalam tubuh SMSI justru menunjukkan dinamika organisasi yang sehat.
Samarinda, sebagai kota dengan jumlah anggota terbanyak, ikut memainkan peran dalam perhelatan itu.
"Saya kira apa yang terjadi hari ini menunjukkan kalau SMSI tumbuh sehat. Proses penjaringan kandidat berjalan terbuka dan itu menunjukkan organisasi kita dewasa," ungkap Oktavianus, Sekretaris SMSI Kota Samarinda, saat diwawancara redaksi Arusbawah.co di Posko Tim Penjaringan Ketua SMSI Kaltim, Sabtu (3/5/2025).
Menurutnya, siapa pun yang terpilih nanti, tantangan ke depan tetap ada, membenahi ekosistem bisnis media dan meningkatkan kualitas SDM di sektor pers siber.
Ia berharap SMSI tak hanya jadi organisasi nama, tetapi juga wadah strategis pengembangan bisnis media.
"Yang kita hadapi bukan sekadar soal pemilihan ketua. Tapi bagaimana nanti dia bisa membawa SMSI ini jadi rumah besar media profesional. Kita butuh arah yang jelas dan pemimpin yang paham lapangan," tegas Oktavianus.
Samarinda sendiri disebut-sebut jadi kekuatan dominan dalam Musda SMSI kali ini.
Ia menyebut dengan 80-an media terdaftar sebagai anggota, kekuatan suara dari kota tepian menjadi incaran bagi kandidat yang berlaga.
"Banyaknya calon dari Samarinda itu wajar. Anggotanya banyak, pemikir-pemikirnya juga kuat. Kita dukung proses ini, yang penting visinya sejalan untuk bangun media yang sehat dan kredibel," katanya.
Ia juga menyampaikan, kepengurusan SMSI Samarinda sudah solid dan aktif melakukan audiensi dengan berbagai stakeholder.
Langkah itu menurut Oktavianus bagian dari upaya membangun jejaring kemitraan strategis dengan pemerintah dan lembaga lainnya.
"Kalau sekarang kita sudah audiensi ke banyak pimpinan lembaga. Kita ingin SMSI jadi mitra strategis pemerintah, terutama dalam hal kebijakan dan penyebaran informasi. Tapi itu semua harus didukung dengan kualitas SDM dan medianya," terangnya.
Soal peluang kandidat dari Samarinda duduk sebagai Ketua SMSI Kaltim, Oktavianus tak menampik, itu masih terbuka.
Meski begitu, ia menegaskan semua tergantung pada dinamika dan komunikasi dengan pengurus di 10 kabupaten/kota di Kaltim.
"Masih terbuka lebar. Kita pasti gelar rapat internal untuk menentukan sikap. Tapi yang jelas, siapapun yang maju, kami support penuh. Asal dia punya komitmen bangun SMSI se-Kaltim, bukan cuma untuk Samarinda," ungkapnya.
Oktavianus mengatakan dalam Musda SMSI Kaltim kali ini, mekanisme pemilihan tak lagi menggunakan sistem satu anggota satu suara.
Berdasarkan AD-ART hasil Kongres SMSI 2024, satu suara akan mewakili 50 anggota di 10 kabupaten/kota di kaltim.
"Sistemnya enggak one man one vote. Tapi satu suara per 50 anggota. Jadi yang harus dibangun adalah komunikasi antar pengurus kabupaten/kota, bukan cuma cari dukungan individu," ujarnya.
Ia juga menekankan kepada Calon Ketua SMSI Kaltim pentingnya menghormati aturan main dalam organisasi.
Menurutnya, dinamika menuju Musda harus dijadikan momentum pendewasaan, bukan ajang saling jegal antar kubu.
"Kita harus dewasa. Ini organisasi, bukan pertarungan pribadi. Kritik boleh, tapi harus dalam konteks memperkuat, bukan menjatuhkan. Kami di Samarinda siap jadi pengawal visi-misi ketua terpilih nanti," tegas Oktavianus.
Ia berharap siapapun yang terpilih nanti punya visi misi besar, mampu menjawab tantangan industri media yang berubah cepat, serta fokus pada penguatan kapasitas media anggota SMSI di Kaltim.
"Kebijakan berubah terus, cara berbisnis juga ikut berubah. Ketua nanti harus punya kepemimpinan yang lentur, paham ekosistem digital, dan bisa merangkul semua," tutupnya. (wan)
